Pages

Sabtu, 03 November 2012

Nrimo Ing Pandum

Nrimo atau menerima adalah sebuah hal yang tak mudah, sedangkan pandum adalah pemberian. jika disatukan menerima segala pemberian apa adanya tanpa menuntut.

Mungkin itu menjadi hal sulit, tak jauh beda dengan ikhlas, di film para pencari tuhan pun pernah disinggung tetang 'ilmu ikhlas' dan memang sulit. Seringkali kita lupa bahwa hidup ini bukan hanya tentang memperoleh sesuatu dari dunia, tetapi juga memberikan sesuatu pada dunia. Islam mengenal konsep Qadha dan Qadar yaitu adanya ketetapan-ketetapan yang telah diatur oleh Allah SWT. Dalam bahasa mudah dapat kita katakan bahwa di dunia ini ada hal-hal tertentu yang diluar jangkauan kemampuan kita.

Untuk mengatasi masalah tersebut dikenallah konsep tawakal dalam Islam. Tawakal artinya berserah diri terhadap Allah SWT. Sehingga setiap ketetapan yang ada harus kita terima dengan lapang hati karena kita telah menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT. Sekilas konsep ini mirip dengan konsep Nrimo ing Pandum.

Selama ini kita berasumsi bahwa kita memberi sesuatu karena kita ingin menerima. Konsep yang dianggap sebagai sesuatu yang disebut pamrih dalam konsep Jawa.

Disinilah Tawakal dan Nrimo ing Pandum menjalankan fungsinya. Kedua konsep ini sebagai pengekang agar manusia tidak terlalu tinggi dalam berharap sehingga ketika kenyataan ternyata tidak sesuai, rasa susah tidak akan menyerang individu tersebut. Konsep ini membantu kita menerima kenyataan yang ada. Tawakal membuat kita berserah kepada Allah SWT atas segala yang telah ditetapkanNya. Nrimo ing Pandum membantu kita untuk menerima segala sesuatu apa adanya tanpa berharap atau menuntut yang tidak-tidak terhadap lingkungan.

Lalu bagaimana tentang berusaha? Dalam Islam selain tawakal juga dikenal konsep ikhtiar. Dimana umat Islam diwajibkan untuk berusaha sekeras mungkin. Bahkan dalam batasan tertentu dikenal juga konsep Jihad artinya bersungguh-sungguh dalam berusaha.

Rasulullah sendiri juga menekankan bahwa tawakal bukan berarti tanpa usaha. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa:

    “Seandainya kalian betul-betul bertawakal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.”
   
Hadis tersebut menjelaskan bahwa meskipun segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah SWT, manusia tetap memiliki kewajiban untuk berusaha. Sehingga adalah salah jika beranggapan bahwa sikap tawakal menyebabkan etos kerja masyarakat menjadi rendah.

Sebetulnya tulisan diatas menginspirasi hati ini yang sedang gundah, bagaimana cara menerima dengan baik sebuah kejadian tanpa adanya tuntutan sama sekali, entah emosi, marah, dengki yang semuanya itu dalam hati, belum juga komplain alias curhat di media sosial facebook ataupun twitter, katanya 'hati-hati ntar bisa dimodusin orang lain'. Tapi kayaknya ga jauh beda kalo curhat di blog, bedanya yang liat dikit,hehehe. Caranya untuk menghilangkan ketidak nrimo-an ini udah aq coba untuk ikhlas, alias nrimo dengan selalu berfikir positif, 'yo wis', sabar, dan mengisi dengan hal-hal lain, nah mengisi dg hal-hal lain ini yg ditakutkan, takutnya tiba-tiba da yg mengisi #eh.

Nambah diluar konteks,
Aq udah bilang berkali-kali, entah jika kalaupun kamu merasa ada yg kurang bener ataupun salah memposisikan diri dan membuat orang lain belum bisa "nrimo ing pandum" luangkan waktumu lebih banyak untuk sekedar memanjakannya, agar hatinya luluh dan bisa berkomunikasi denganmu lebih baik

0 Comments

Posting Komentar