Tepat pada hari Jum’at 5 Mei 2013, aku berkunjung ke sebuah
rumah yang berjarak sekitar 18 Km dari rumah, sendiri, pertama kali dengan situasi seperti
ini, dengan perasaan yang ‘sok’ berani. Tapi kapan lagi berani kalo ga pada
waktu itu?
Ruamah itu memang sering aku kunjungi, tepatnya beberapa
kali, bedanya orang yang biasa aku temui yaitu Prisa Surya Hadiningtyas, namun
kali ini beda, beliau lah orang tuanya tanpa si dia. Mungkin sebagain pembaca
menilai itu biasa saja, 2 jempol untuk anda, tapi bagiku ini pertama dan luar
biasa, persaaan bercampur seperti permen nano-nano.
Background yg melatar belakangi mungkin sebuah sindiran dari
dia tatkala temennya datang langsung kerumah tua calon pasangannya untuk
meminta ijin menjadikan anaknya pacar, menurutku itu sebuah tindakan yang sama
skali tidak elite. Lantas jika aku, siapa aku? Punya apa aku? Bisa apa aku? Apa
yang aq berikanan pada mereka? Cinta? Aku bukan orang seperti itu, maka aku
ingin menunjukan pada dia bagaimana aku melakukan dengan cara yang lebih manusiawi,
lebih dewasa dan lebih matang.
Meskipun perasaan masih berkecamuk selama perjalanan, namun
dalam hati aku berniat untuk meminta do’a restu atas keberangkatanku menjalani
diklat prajabatan PT. PLN (Persero) tentu sebelumnya berpamitan dengan orang tua
terlebih dahulu.
Sesampainya disana, aku mencoba untuk tampil biasa aja, apa
adanya, namun tetap manjaga sopan santun agar bisa nunjukin kalo ‘ini lho ayah
ibu calon mantumu, anda tidak salah pilih’ hahahahaha. Ya mungkin yang aku
lakuin ini masih taraf biasa aja, mencoba menghantakan hubungan dengan
keluarganya, bukan cuma dengan si dia. Kalo boleh dengan cara yang lebih
ekstrim, ‘ini lho ayah ibu calon menantu panjenengan, tunggu saja SK
pengangkatan saya sebagai pegawai PT. PLN (Persero)’ hahahahaha tapi tidak lah,
itu hanya gurauan salah satu pengisi diklat prajabatan.
Dan percakapan panjang alhamdulillah dapat tercipta lantaran
diriku ini dapat dikatan sebagai orang pendiam, cukup bersyukur dapat
mengendalikan suasana, banyak patuah, nasehat, pesan yang disampaikan ayah ibu,
masih aku ingat-ingat sampai sekarang, dan pada akhirnya aq bekeinginan untuk
pamit karena sudah menjelang sore dan tak lupa untuk menekankan tujuan dateng
kesana adalah untuk meminta doa restu.
Setelah berpamitan sepertinya ada yang kurang, sangune ora
metu wkwwkwkwk #becanda. Plong banget 11 12 sama halnya beres sidang Tugas
Akhir, hahahaha pokoke nano-nano.. Semoga doa restu Ayah Suhadi dan Ibu
Ruminingsih selalu mengiringi langkah pada diklat prajabatan angkatan 35 tahun
2013, Amiin.